teruntuk sahabatku: ARTA YOSRIFA
Sepertinya semua rindu bermula ketika aku bersitatap dengan punggungmu.
Rindu yang kukirim pecah hanya di pilinan ombak saja dan terseret
kembali ke sepi pantai, tempat terakhir kali aku bersitatap dengan
punggungmu
Rinduku, serupa melempar-lempar batu ke langit atau seperti berenang melawan deras arus air
yang kutangkap jatuh paling sakit dan hanyut,
sebab kau berada di sisi yang sulit dijangkau tatap
Kotaku jadi sesepi waktu memancing, hanya matamu yang serupa mata pancing, yang tersangkut di mataku
selebihnya hanya rindu yang belum sempat sampai kukirim.
R, adakah kau berharap tukang POS yang lewat setiap pagi di depan rumahmu, membawakan sebentuk rindu dari kotaku?
yang sebenarnya sudah aku jadikan sajak sejak berminggu-minggu yang lalu
hanya saja kau terlampau jarak untuk main lempar-lempar rindu
R, Mungkin jarak lebih memaknai isi sajak itu, sebab itu sajak rindu yang habis dimakan mulut jarak
PASAMAN BARAT, 2012
Rindu yang kukirim pecah hanya di pilinan ombak saja dan terseret kembali ke sepi pantai, tempat terakhir kali aku bersitatap dengan punggungmu
Rinduku, serupa melempar-lempar batu ke langit atau seperti berenang melawan deras arus air
yang kutangkap jatuh paling sakit dan hanyut,
sebab kau berada di sisi yang sulit dijangkau tatap
Kotaku jadi sesepi waktu memancing, hanya matamu yang serupa mata pancing, yang tersangkut di mataku
selebihnya hanya rindu yang belum sempat sampai kukirim.
R, adakah kau berharap tukang POS yang lewat setiap pagi di depan rumahmu, membawakan sebentuk rindu dari kotaku?
yang sebenarnya sudah aku jadikan sajak sejak berminggu-minggu yang lalu
hanya saja kau terlampau jarak untuk main lempar-lempar rindu
R, Mungkin jarak lebih memaknai isi sajak itu, sebab itu sajak rindu yang habis dimakan mulut jarak
PASAMAN BARAT, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar